24 Lontar Dikonservasi di Jembrana Bali, Ada Lontar Tentang Kawisesan, Wariga, hingga Kalepasan

- Minggu, 12 Februari 2023 | 20:40 WIB
24 Lontar Dikonservasi di Jembrana Bali, Ada Lontar Tentang Kawisesan, Wariga, hingga Kalepasan (Dok Panitia Bulan Bahasa Bali)
24 Lontar Dikonservasi di Jembrana Bali, Ada Lontar Tentang Kawisesan, Wariga, hingga Kalepasan (Dok Panitia Bulan Bahasa Bali)

SINGARAJAPOST.COM -- Dalam rangka bulan bahasa Bali tahun 2023 digelar Festival Konservasi Lontar.

Kali ini pelaksanaan konservasi Lontar digelar di Banjar Dauh Pasar, Desa Pergung Kecamatan Mendoyo di Kabupaten Jembrana, Bali.

Pelaksanaannya yakni Minggu 12 Februari 2023.

Baca Juga: Gempa Bumi 2,3 SR Guncang Kubutambahan Buleleng, Begini Penjelasan BMKG

Lontar yang dikonservasi milik Ida Pandita Mpu Istri Sandhi Adnyana Sadwika Sunu yang berjumlah 24 Lontar.

“Jumlah itu, tadinya 24 Lontar, tetapi hanya 20 yang bisa teridentifikasi. Sedangkan 4 Lontar tidak teridentifikasi, karena ada beberapa halaman yang rusak dan beberapa halaman robek-robek,” kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Jembrana, I Nengah Yoga Darma Adi Putra.

Baca Juga: Hari Baik atau Dewasa Ayu Menikah Bulan November 2023 Menurut Kalender Bali, Pernikahan Sangat Sakral

Setelah Tim Penyuluh Bahasa Bali melakukan identifikasi, maka sebanyak 20 Lontar yang ada di Griya Agung Pasek Pergung itu meliputi; Wirama Sardula Wikridita, Craken Tingkeb (Gingsiran umah, pamlaspas), Kawisesan (Puja Mantra), Usada Rare, Kekawin Arjuna Wiwaha, Craken Tingkeb (usada dan tenung jinah), Wirama, Pamaos Pait, Reg Weda, Padiksan, Catur Weda, Tutur Kalepasan, Kekawin Mahabrata, Usadha, Tulak Agung, Usadha, Amanah Toya, Pandita Kresna, Craken Tingkeb (Kunti sraya, dan padiksan) dan Wariga.

Baca Juga: Ramalan Waktu Kambuh dan Jenis Penyakit Kelahiran Minggu Wage Krulut, Puruh, Koreng atau Borok

Yoga Darma mengatakan, dalam melakukan konservasi itu diawali dari membersihkan debu menggunakan kuas, kemudian membersihkan dengan minyak sereh, sehingga Lontar menjadi bersih dan terlindungi dari mahluk yang dapat merusak Lontar tersebut.

“Kami mengidentifikasi itu dimulai dari mencari kalimat awal dan kalimat akhir, kemudian menemukan judul. Namun, sebelum itu pemilik melakukan upacara yang menggunakan sesajen daksina pejati,” sebut pria ini serius.

Baca Juga: Obat Tradisional Mengatasi Kencing Batu dengan Kelapa Muda, Lengkap Cara Membuatnya Menurut Lontar Usadha

Kondisi Lontar tersebut memang bagus, karena hampir setiap hari dibaca.

Kebetulan saja pemiliknya adalah pandita, sehingga Lontar-Lontar sering diambil dan dibaca.

Halaman:

Editor: Putu Manik

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X